VPN Gratis Punya Banyak Ancaman


Bonsai4D - dua layanan WhatsApp dan Instagram mengalami kendalam selama berjam-jam di Indonesia. Kedua layanan tersebut tidak berfungsi meskipun terhubung internet.

Beberapa lama di hari yang sama, pemerintah Indonesia mengumumkan bahwa layanan kedua aplikasi tersebut sengaja dibatasi untuk menghindari terjadinya penyebaran hoaks yang masif. Hoaks yang dimaksud berkaitan dengan demonstrasi ricuh di  pengumuman pilpres yang terjadi di Jakarta.

Diketahui bahwa sebagian pengguna dua aplikasi tersebut di Indonesia ternyata masih bisa menggunakannya dengan dukungan aplikasi khusus penyedia layanan VPN (Virtual Private Network). Jadi penggunanya bisa menembus aplikasi yang diblokir.

Meskipun terdengar sangat bisa diandalkan, sebetulnya aplikasi penyedia VPN, terutama yang gratis menyimpan ancaman celah keamanan siber yang berdampak buruk bagi smartphone dan informasi pribadi anda. Berikut ini beberapa ancaman yang patutu membuat Anda menghindari menggunakan VPN.

1. Berisi malware

VPN bisa menyediakan sebuah koneksi yang menembus kebijakan pemblokiran sebuah situs atau layanan aplikasi. Karena aplikasi VPN sangat diminati maka banyak aplikasi ini yang juga berisi malware, terutama dari versi gratisan.

Mengutip laporan Tech Radar, situs Top10VPN melakukan riset dan menemukan lima dari 150 aplikasi VPN terpopuler di Android ternyata menjadi sumber malware dan separuhnya berisi bug yang bisa menyusup ke informasi pribadi yang dikirimkan lewat internet.

2. Dibanjiri adware

Selain malware yang mengancam celah keamanan aplikasi VPN juga berisi adware, malware yang membanjiri perangkat dengan beragam iklan. Adware sangat mengganggu terutama di perangkat seperti PC karena akan selalu tampil di halaman browser internet.

Adware cukup sulit dibersihkan karena dia menyusup ke dalam sistem perangkat. Tidak jarang, adware juga tampil menyerupai aplikasi lain sehingga terlihat seperti aplikasi asli yang yang tidak akan Anda hapus.

Hal ini dianggap lumrah oleh beberapa penyedia VPN gratisan, karena iklan menjadi sumber penghasilan mereka. Berbeda dengan VPN berbayar yang menerapkan sistem berlangganan sebagai sumber pendpatannya.

3. Memantau seluruh aktivitas online

VPN seharusnya menyediakan koneksi privat yang terlindungi. Beberapa VPN justru memantau aktivitas penggunanya. Tujuannya tentu saja mendapatkan informasi penting penggunanya.

Dikutip dari VPNMentor, ada sebuah riset yang menyebutkan 72 persen VPN gratisan yang terpasang aplikasi pihak ketiga untuk bisa memantau atau merekam aktivitas online penggunanya. Kondisi memang dianggap ironis karena bertentangan dengan prinsip VPN.

Ada yang datanya dicuri untuk dijual kepada pihak pengiklan dengan harapan bisa digunakan untuk menjejali iklan yang relevan dengan pencarian yang pernah Anda lakukan di internet.

4. Internet dibuat lambat

Fungsi VPN tidak selalu menyediakan akses tercepat ke sebuah layanan atau aplikasi. Beberapa VPN ada yang berbohong dengan menggunakan trik membatasi kuota data yang Anda bisa digunakan dan menyediakan koneksi yang semakin lambat.

Trik ini dilakukan untuk mendorong penggunanya yang sudah nyaman beralih ke layanan VPN berbayar. Cara mereka memperlambat koneksi internet juga bisa dilakukan dengan membanjiri tampilan di perangkat dengan beragam iklan berlapis

Posting Komentar

0 Komentar